" Boston Tea Party "
Boston Tea Party merupakan sebuah aksi protes yang dilakukan oleh penduduk koloni Amerika melawan penjajah Inggris dengan cara menghancurkan berpeti-peti teh yang berada di tiga kapal di pelabuhan Boston.
Alasan Terjadinya Boston Tea Party
Alasan Terjadinya Boston Tea Party
Insiden ini terjadi karena
East India Company (EIC) memiliki persedian teh dalam jumlah besar yang tidak
bisa dijual di Inggris sehingga membuat perusahaan tersebut hampir bangkrut.
Pemerintah Inggris turun
tangan dan meloloskan Tea Act tahun 1773, yang memberikan hak kepada East India
Company untuk mengekspor barang langsung ke koloni Amerika tanpa harus membayar
pajak yang biasa dikenakan pada pedagang koloni.
Dengan cara ini, EIC bisa
menjual barang terutama teh di bawah harga normal sehingga memicu terjadinya
monopoli perdagangan yang akan merugikan pedagang lokal.
Kebencian terus berlanjut
terutama diantara mereka yang tidak terlibat dalam perdagangan monopoli dengan
EIC sehingga tidak merasakan keuntungan dari monopoli perdagangan teh.
Tea Act yang tidak adil lantas
memicu gerakan boikot diantara penduduk koloni.
Boikot ini mampu memobilisasi
banyak pengikut dan menumbuhkan solidaritas antar koloni dan penduduknya.
Wanita bahkan turut serta dalam aksi protes dan boikot.
Rencana dibuat untuk mencegah
kapal East India Company untuk berlabuh.
Para agen perdagangan diminta
untuk menuruti tuntutan boikot dan meminta kapal yang berisi teh kembali ke
Inggris atau menyimpan muatannya di gudang.
Namun, para agen perdagangan
di Boston menolak untuk menurut dan tetap bersiap menyambut kapal dagang yang
berlabuh meskipun mendapatkan penentangan.
Peristiwa
Boston Tea Party
Kapal pembawa teh dijadwalkan
berlabuh pada hari Kamis, 16 Desember 1773 di pelabuhan Boston.
Pada malam itu, sekelompok
pria berjumlah 30 hingga 300 orang menyamar sebagai Indian Mohawk bertolak
menuju Wharf Griffin tempat kapal dagang Inggris berlabuh.
Tiga kapal tersebut adalah The
Dartmouth, Eleanor, dan kapal yang baru tiba, Beaver.
Segera, para pemrotes yang
menyamar sebagai mohawk dengan cepat mengosongkan berpeti-peti muatan teh dari
kapal dan membuangnya ke laut.
Saat pagi tiba, sekitar 45.000
kg teh yang diperkirakan bernilai ₤ 10.000 tertumpah ke perairan
pelabuhan Boston.
Reaksi
Akibat Boston Tea Party
Boston Tea Party mendapatkan
reaksi baik dari pemerintah Inggris maupun pemerintah koloni.
Benjamin Franklin mengatakan
bahwa teh yang telah hancur harus dibayar dan dia bahkan menawarkan untuk
membayarnya dengan uangnya sendiri.
Pelabuhan Boston lantas
ditutup oleh pemerintah Inggris yang kemudian memberlakukan berbagai
undang-undang diantaranya adalah Intolerable Acts atau Coercive Acts atau
Punitive Acts.
Namun, berbagai undang-undang
ini tidak menyurutkan penduduk koloni untuk melanjutkan aksi perlawanan seperti
pembakaran Peggy Stewart.
Boston Tea Party pada akhirnya
memicu Revolusi Amerika.
Pada saat itu banyak penduduk
koloni di Boston dan negara bagian lain berkomitmen melakukan boikot dengan
tidak mengkonsumsi teh.
0 comments:
Post a Comment