KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya saya dapat menyelesaiakan karya ilmiah ini yang berjudul ‘E-Learning
dalam Pembelajaran’.
Adapun maksud tujuan di buat nya karya tulis
ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikologi yang di
tugaskan kepada kami, sehingga kami lebih memahami bagaimana peranan
perkembangan teknologi dalam kehidupan manusia.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini menjadi
lebih baik kedepannya.
Penulis berharap semoga isi karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya..
Penulis,
Anita Ratna Sari.
BAB IPENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi dewasa ini yang semakin
pesat tidak hanya mempengaruhi pada satu bidang saja tetapi hampir berpengaruh
di setiap bidang, khususnya adalah di
bidang pendidikan. Penggunaan teknologi informasi dapat membantu kelancaran di dalam proses pembelajaran. Metode belajar yang baik dapat memengaruhi pola pikir peserta didik khususnya mahasiswa. Contoh nyatanya adalah rasa keingian untuk proses pembelajaran akan timbul jika sistem pembelajaran tidak membosankan. Sampai sekarang media yang sering digunakan dan masih tetap di pergunakan adalah buku dan pengajaran dari dosen. Masalah lain bagi mahasiswa yaitu proses belajar mengajar dikelas yang terbatas hanya satu jam per SKS. Hal ini membuat peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan terutama bagi yang terlambat mengikuti perkuliahan. untuk mengatasi hal ini dapat dimanfaatkan teknologi lain seperti memanfaatkan akses internet seperti membuat E-Learning. Dengan e-learning, minat mahasiswa bisa terpacu karena mahasiswa dapat mengakses mata kuliah yang di inginkan kapan saja.
1. 2. Rumusan masalah
1. 2. Rumusan masalah
a) Apa
itu e-learning?
b) Perlukah
e-learning?
c) Apasajakah kekurangan dan kelebihan penggunaan e-learning?
c) Apasajakah kekurangan dan kelebihan penggunaan e-learning?
d) Bagaimana perkembangan software e-leaning di Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan mengenai e-learning,baik kelebihan maupun kekurangan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan mengenai e-learning,baik kelebihan maupun kekurangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Defenisi
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).
Menurut berbagai ahli E-Learning adalah sebagai
berikut :
a)
Jaya
Kumar C. Koran (2002).
E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
b)
Dong
(dalam Kamarga, 2002)
E-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik
komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
c)
Rosenberg
(2001).
Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
d)
Darin
E. Hartley [Hartley, 2001].
E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.
e)
LearnFrame.Com
dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001].
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun
komputer standalone.
f) Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia.
E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk didalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players, juga penggunaan teaching materials berbasis web dan kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda.
f) Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia.
E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk didalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players, juga penggunaan teaching materials berbasis web dan kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. Sebelum kata e-Learning menjadi populer banyak istilah yang telah digunakan seperti contoh berikut ini:
·
Pembelajaran
jarak jauh (open distance learning).
·
Pembelajaran
berbasis web (web based training).
·
Pembelajaran
berbasis komputer (computer based training).
·
Pembelajaran
berbasis teknologi (technology based training).
· Pembelajaran secara online (online learning).
· Pembelajaran secara online (online learning).
2.2 Sejarah dan perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
- Tahun 1990
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
- Tahun 1994
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
- Tahun 1997
LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
- Tahun 1999
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
eLearning
2.0
Istilah
e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap
pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0.Web
2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media
pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada
paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet
(biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran
terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh
guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang
bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking)
seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut
sebagai Long Tail learning.
Selain
itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking
(Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).
Perkembangan eLearning
di Idonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa program
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
- 1999-2000
Jaringan Internet (Jarnet)
- 2000-2001
Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
- 2002-2003
Wide Area Network Kota (WAN Kota)
- 2004-2005
Information and Communication Technology Center (ICT Center)
- 2006-2007
Indonesia Higher Education Network (Inherent)
- 2007-skrg
Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
- 2008-skrg
Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1.
Apa E-learning itu ?
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic
Learning,merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan
media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka
masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di
kelas. E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran
berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun
internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk
pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar
dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada
beberapa pengertian berkaitan dengan e-learning sebagai berikut :
1. Pembelajaran jarak jauh.
E-learning memungkinkan
pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.
Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang
diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi
bisa dijalankan secara on-line dan real-timeataupun secara off-line
atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer
di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun
jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi
belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau
perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu
belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
2. Pembelajaran dengan perangkat
komputer
E-learning disampaikan dengan
memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat
multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan
memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar
dapat berpartisipasi dalam e-learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat
diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas
konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
3. Pembelajaran formal vs. informal
E-learning bisa mencakup
pembelajaran secara formal maupun informal. E-learning secara formal, misalnya
adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang
telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak
terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada
karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di
bidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana
mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu
pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
4. Pembelajaran yang ditunjang oleh
para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-learning
diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-learning ternyata disiapkan,
ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang
masing-masing, yaitu:
1.
Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan
yang disampaikan
2.
Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara
sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-learning dengan
memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih
mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3.
Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk
grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan
menarik untuk dipelajari
4.
Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola
sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan
siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul
yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus
dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara
sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat
nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test)
yang diperoleh. E-learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi
seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-learning ditunjang
oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Untuk itu salah satu solusi
yang harus semakin dimanfaatkan secara optimal adalah “E-Learning”.
Implementasi e-learning untuk beberapa model perkuliahan akan mampu memangkas
biaya overhead pembelajar khususnya komponen biaya transportasi dan biaya
akomodasi. Dengan e-learning, materi perkuliahan dapat didistribusikan baik
secara on-line menggunakan koneksi jaringan maupun off-line menggunakan movable-media. Konsultasi,
test/ujian dapat dilaksanakan/diikuti secara on-line dari tempat tinggal atau
tempat terdekat dengan bantukan komunikasi jaringan internet /intranet. Bagi
penyelenggara pendidikanpun banyak efisiensi dapat diperoleh dengan
menggabungkan pola pembelajaran konvensional dan e-learning.
3.2 Apakah peranan e-learning itu penting?
Biaya transportasi di
samping biaya-biaya operasional lain yang harus ditanggung para mahasiswa untuk
mendapatkan pendidikan akan semakin berat. Biaya transportasi dari tempat
tinggal ke tempat perkuliahan, ke tempat praktikum/lab, menemui dosen pengajar,
mengikuti seminar, dll akan menjadi kendala yang sangat serius bagi para
mahasiswa saat ini. Terlebih apabila tempat-tempat pembelajaran berada di
lokasi yang relatif jauh atau mungkin di kota lain.
3.4. Keuntungan dan
Kerugian menggunakan e-Learning
Banyak keuntungan yang di tawarkan e-Learning,salah satunya adalah adanya flexibiliti waktu dan tempat. Tidak seperti pendidikan konvensional yang mengharuskan pelajar hadir di tempat. E-learning bertolak belakang dimana saja asalkan ada koneksi internet. E-learning juga hemat biaya. Keuntungan yang menggunakan e-learning antara lain adalah:
- Menghemat waktu proses belajar mengajar.
- Mengurangi biaya proses perjalanan.
- Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastuktur,peralatan,buku).
- Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
- Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Untuk
menyampaikan pembelajaran e-learning selalu di identifikasikan dengan
penggunakan internet. Namun sebenarnya media penyampaian sangat beragam, mulai
dari internet, intranet, cd, dvd, mp3, PDA, dll. Dalam penerapan di Indonesia
e-learning juga memiliki beberapa kendala/keterbatasan yang harus diwaspadai,
yaitu sebagai berikut :
1. Investasi, walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat
biaya akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada mulanya, sehingga
bila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
2. Budaya, pemanfaatan e-learning memerlukan budaya belajar
mandiri. Hal ini baru dimiliki oleh sebagian kecil manusia.
3. Teknologi dan infrastuktur, e-learning membutuhkan perangkat
komputer jaringan yang handal dan teknologi yang tepat. Akan tetapi
ketersediaan infrastuktur dan teknologi ini masih belum memadai.
Penggunaan
teknologi internet pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki
jangkauan yang luas. Ada juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang
menggunakan jaringan intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang
disiapkan relatif lebih murah.
3.5. Perkembangan Software E-learning di Indonesia
Pengembangan software e-learning di Indonesia saat ini
tampak semakin banyak dilakukan baik oleh institusi-institusi pendidikan untuk
kepentingan intern proses belajar-mengajarnya, maupun oleh para vendor
profesional untuk kepentingan komersial.
Di bidang pendidikan semakin banyak perguruan tinggi negeri
dan swasta di Indonesia mulai mengembangkan dan mengimplementasikan e-learning
untuk melengkapi pola pembelajaran konvensional yang ada. Pengembangan pada
umumnya dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak ketiga sebagai
implementator, integrator dan penyedia layanan komunikasi. SDM intern di
institusi tersebut lebih memfokuskan pada pengembangan content atau materi
pembelajaran yang akan disampaikan melalui e-learning tersebut.
Salah
satu contoh perkembangan e-learning di bidang pendidikan seperti dilansir
Detikinet (21/11/2005) :
Institut
Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan 20 puluh universitas dari 11 negara di
Asis yang tergabung di proyek School of Internet (SoI) Asia, meluncurkan
platform Distance Learning atau pembelajaran jarak jauh generasi terbaru, yang
pertama di dunia menggunakan teknologi multicast IPv6. Distance Learning dilaksanakan
melalui perkuliahan, seminar, workshops, dan event khusus, baik secara
real-time (langsung), maupun secara archived (terekam). Universitas-universitas
yang jadi anggota, saling berbagi pengetahuan dan tenaga pengajar untuk
keperluan mahasiswa-mahasiswa di 20 universitas ini
Untuk kepentingan komersial, semakin banyak pengembang
software di Indonesia yang mengembangkan produk-produk software pembelajaran
interaktif yang dapat mendukung e-learning. Beberapa produk yang ada di pasaran
dikembangkan dengan konsep yang beragam. Beberapa produk dikembangkan dengan
mengacu pada kurikulum pendidikan formal yang berlaku sehingga produk tersebut
diharapkan dapat diterapkan dan dimanfaatkan di institusi pendidikan formal
mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Pengembang lain memilih
mengembangkan produk pembelajaran dengan materi yang bersifat lebih umum.
Beberapa
contoh produk software pembelajaran di Indonesia :
- Pesona Fisika dan Pesona Matematika untuk SMP, SMA dari Kuantum Inti Dinamika
- Belajar Matematika Bersama Mr.Sicerdas untuk SD-SMP-SMA dari Wahana Komputer
- Software EduGames Maximize Studio untuk tingkat SD
- Software Anak Cerdas dari Akal Interaktif
- Software Tutorial Komputer dari BambooMedia, dll
Di
bidang opernsource, terdapat pula penyedia content e-learning yang saat ini
semakin berkembang dan semakin banyak dimanfaatkan yaituIlmuKomputer.com. Situs
e-learning nirlaba ini dikembangkan secara opensource, sehingga pembelajar
dapat mengakses dan mendownload material-material tutorial seputar dunia
komputer secara gratis.
Perkembangan Selanjutnya
Untuk
masa mendatang, perkembangan e-learning di Indonesia diyakini akan semakin
pesat. Terlebih dengan kondisi perekonimian masyarakat yang semakin terpuruk
karena dampak kenaikan BBM dan tingkat inflasi yang sedemikian tinggi.
E-learning
akan semakin banyak diimplementasikan di universitas-universitas di tanah air.
Di sektor korporat, diawali dari perusahaan-perusahaan besar PMA maupun PMDN
akan mulai menerapkan kebijakan distance-learning atau pembelajaran jarak jauh untuk
pelatihan bagi para eksekutif dan karyawannya, untuk memangkas biaya overhead
pelatihan yang tinggi.
Meningkatnya
kebutuhan implementasi dan resource e-learning, akan semakin menarik dan
mendorong pengembang-pengembang lokal untuk menekuni bidang ini. Produk-produk
software pendukung e-learning baik pengembangan content maupun software
pengelola e-learning (LMS) akan semakin bermunculan, demikian juga perusahaan
yang menyediakan jasa implementator.
Bagaimana
perkembangan di dunia, dari hasil riset dapat diketahui gambaran pertumbuhan
implementasi e-learning di dunia menurut IDC (International Data Corporation) :
total pasar untuk pelatihan di sektor korporat sebesar US$66 miliar, dan
rata-rata akan meningkat 5% per tahun. Termasuk di dalamnya pasar pelatihan
korporat dengan basis on-line web training akan meningkat dari $2 miliar di
tahun 2003 ke $11.5 miliar di tahun 2005.
Kemudian
untuk sisi teknologi, software-software e-learning akan dikembangkan mengarah
ke konsep Rapid-Development, yaitu
pengembangan materi yang mudah dan cepat. Berbagai fitur dan fasilitas yang
interaktif dan lengkap akan mempermudah dan mempercepat kita dalam mendesain,
menyusun dan mengembangkan berbagai materi pembelajaran untuk mendukung
e-learning.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap perkembangan teknologi yang ada pasti akan selalu
berperan dalam kehidupan manusia, baik itu dari segi manfaat nya maupun
kerugiannya. Salah satu teknologi yang berpengaruh dalam dunia pendidikan, e-learning
misalnya.
Implementasi e-learning
untuk beberapa model perkuliahan akan mampu memangkas biaya overhead pembelajar
khususnya komponen biaya transportasi dan biaya akomodasi. Dengan e-learning,
materi perkuliahan dapat didistribusikan baik secara on-line menggunakan
koneksi jaringan maupun off-line menggunakan movable-media. Konsultasi,
test/ujian dapat dilaksanakan/diikuti secara on-line dari tempat tinggal atau
tempat terdekat dengan bantukan komunikasi jaringan internet /intranet.
Keuntungan
yang menggunakan e-learning antara lain adalah: Menghemat waktu proses belajar
mengajar,Mengurangi biaya proses perjalanan,Menghemat biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastuktur,peralatan,buku),Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, dan Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Namun, dalam penerapan di Indonesia e-learning juga memiliki beberapa
kendala/keterbatasan yang harus diwaspadai, yaitu sebagai berikut :
1. Investasi, walaupun e-learning pada
akhirnya dapat menghemat biaya akan tetapi memerlukan investasi yang sangat
besar pada mulanya, sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan
kerugian yang sangat besar.
2. Budaya, pemanfaatan e-learning memerlukan
budaya belajar mandiri. Hal ini baru dimiliki oleh sebagian kecil manusia.
3. Teknologi dan infrastuktur, e-learning
membutuhkan perangkat komputer jaringan yang handal dan teknologi yang tepat.
Akan tetapi ketersediaan infrastuktur dan teknologi ini masih belum memadai.